(Tapaktuan,  Februari 2023) Pasca terjadinya konflik satwa liar antara manusia dengan harimau sumatera di wilayah Kemukiman Menggamat, Kabupaten Aceh Selatan, tokoh masyarakat adat dan hukum beserta tokoh agama setempat menggelar tradisi pemasangan atau pengibaran kain putih di lokasi konflik sebagai wujud berdamai dengan alam, pada Sabtu (4/2).

Pengibaran kain putih di tengah belantara ini dilakukan masyarakat sekitar sejak zaman nenek moyang dan diteruskan secara turun temurun antar generasi. Hal ini menjadi tradisi kebudayaan (kearifan lokal) masyarakat yang tinggal dan hidup berdampingan langsung dengan kawasan hutan. Istilah masyarakat, panji atau bendera putih ini melambangkan kesucian, sebagai perwujudan rasa syukur terhadap sang Pencipta. Disamping itu dianggap sebagai wujud penghormatan terhadap penghuni hutan serta para Aulia ALLAH SWT.

Tokoh pemuda Kemukiman Menggamat, Wasdi Andri, mengatakan bahwa tradisi ini terpelihara dengan baik secara lestari dalam kehidupan sosial budaya masyarakat dibagian hulu DAS Kluet. "Setiap pekebun atau petani yang ada dibantaran DAS Kluet ini pasti mengibarkan panji atau bendera putih di areal atau lahan garapannya. Sebagai perwujudan penghormatan terhadap penghuni alam dan para aulia" pungkasnya.

Polres Aceh Selatan, Dandim Aceh Selatan, Camat Kluet Tengah, Kapolsek Kluet Tengah, Koramil Kluet Tengah, TN. Gunung Leuser, BKSDA Aceh dan keluarga korban konflik harimau turut menyaksikan prosesi/tradisi ini.

[Teks&Foto @tnleuser, Efa Wahyuni 05022023]