“Kuhl’s flying gecko”, sebutannya dalam bahasa Inggris. Ptychozoon kuhli, nama latinnya. Cecak terbang, begitu orang Indonesia bilang. Meski disebut demikian cecak terbang tidak berkerabat dekat dengan cecak biasa atau tokek. Cecak terbang lebih dekat ke kadal pohon dan termasuk nokturnal meski kadang dapat dilihat siang hari menempel pada batang pohon.
Hewan pemangsa serangga ini memiliki kemampuan berkamuflase dengan baik di alam. Warna dan polanya dapat sangat bervariasi tergantung pada warna dan tekstur substrat tempat ia hidup. Hal ini membuat spesies dari keluarga Gekkonidae ini sulit ditemukan.
Corak lurik bergelombang terlihat pada bagian kepala, leher hingga punggung. Berbeda dengan bagian bawah tubuhnya dimana tidak terdapat corak dan berwarna kuning. Bentuk kepala pipih dan bulat telur. Moncong lebih panjang dibandingkan dengan jarak mata dan telinga. Ekor panjang, pipih, kaki berselaput, rambut mikroskopis dan dapat meluncur serta melekat hampir di setiap permukaan termasuk kaca. Terdapat garis berwarna coklat kehitaman di sisi mata kanan dan kiri.
Dapat dijumpai di berbagai habitat (tempat tinggal), hutan dan pemukiman. Persebarannya meliputi Kalimantan, Sumatera, Jawa, Pulau Enggano, Serawak, Sabah, Brunai Darussalam, Malaysia Barat, Thailand, Myanmar, India, Pulau Nicobar dan Singapura. Dokumentasi ini kami dapatkan di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser wilayah I Tapaktuan, Aceh Selatan.
Penulis Efa Wahyuni, BPTN I Tapaktuan