(Langkat, 1 Februari 2023)  Petugas Balai Besar TN Gunung Leuser, Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Veteriner HOCRU OIC, VESSWIC dan Masyarakat Mitra POLHUT (MPP) berhasil menyelamatkan dua individu beruang (Helarctos malayanus) yang terkena jerat di perkebunan PT. Mitra Sejati (eks PT. Rudimack), Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Kab.Langkat.   Lokasi ini berbatasan langsung dengan resor Cinta Raja kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. 

Bermula dari laporan yang diterima petugas Resor CInta Raja ada 2 individu beruang yang terkena jerat dengan lokasi berdekatan sekitar 800 meter. Kepala BPTN Wilayah III  Stabat_Palber Turnip melakukan koordinasi dengan pihak BBKSDA Sumut serta para mitra untuk melakukan rescue secepatnya ke lokasi kejadian. 

Pada Rabu (1/2) tim bergerak kelokasi kejadian dan menemukan kedua individu beruang dalam kondisi masih hidup. Butuh waktu sekitar 2,5 jam untuk menyelamatkan satwa berambut hitam kelam dan berkuku panjang ini.

Drh. Tengku Jeni Adawiyah mengatakan beruang yang terkena jerat berjenis kelamin jantan dan betina. Beruang jantan diperkirakan berusia 7 tahun dengan berat mencapai 60 kg sedangkan beruang betina 35 kg. 

Setelah dilakukan pengecekan kesehatan dan pembersihan luka diputuskan beruang jantan akan dirawat di Sumatran Rescue Alliance (SRA)  di Aras Napal, Besitang. Sedangkan beruang betina yang diperkirakan berusia 4 tahun dipandang masih layak dilepasliarkan. 

“Yang jantan masih butuh perawatan sedangkan yang betina lukanya cukup ringan”, ujar Drh.Daniel Sianipar. Tim pun memutuskan melepasliarkan beruang betina tersebut di lokasi terdekat.

Palber Turnip mengatakan akan meminta keterangan terhadap pimpinan PT. Mitra Sejati terkait kasus beruang terkena jerat ini. Menurutnya pemasangan jerat ini merupakan tindakan yang membahayakan bagi kehidupan satwa liar, tidak hanya beruang tetapi juga satwa liar lain terutama yang berstatus dilindungi.

“Dibalik keberhasilan rescue terhadap kedua individu beruang ini masih ada tugas berat kita bersama untuk memerangi seluruh aktivitas TIPIHUT baik yang berada di dalam kawasan konservasi dan sekitarnya”, tegas Palber Turnip.

(Teks & Foto@tnleuser, Slamet Indarjo|02022023)